A. Perkiraan Masyarakat Masa Depan.
Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu latar kemasyarakatan dan kebudayaan tertentu. Demikian pula di Indonesia pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan latar kemasyarakatan dan kebudayaan Indonesia. Landasan sosio-kultural merupakan salah satu dasar utama dalam menentukan arah kepada program-program pendidikan baik program pendidikan sekolah maupun program pendidikan luar sekolah. Dari sisi lain pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan setiap masyarakat. Di dalam UU no 2 Tahun 1989 tentang sistim pendidikan nasional dinyatakan bahwa “dalam kehidupan suatu bangsa pendidikan mempunyai peranan yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan.” Melalui upaya pendidikan kebudayaan di wariskan dan di pelihara oleh setiap generasi bangsa. Serentak dengan itu upaya pendidikan di arahkan pula untuk mengembangkan kebudayaan itu. Kebudayaan yang dimaksudkan dalam arti luas yaitu “ keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu (koentjaraninggrat, 1974: 19). Kebudayaan itu dapt:
1. Berwujud ideal yakni ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2. Berwujud kelakuan yankni kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. Berwujud fisik yakni benda-benda hasil karya manusia.(Koentjaraningrat 1974: 15-22).
Kajian masyarakat masa depan itu semakin penting jika diingat bahwa pendidikan selalu merupakan penyiapan peserta didik bagi peranan di masa yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan. Perubahan keadaan masyarakat masa depan yang berlangsung dengan cepat mempunyai beberapa karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan yaitu:
Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu latar kemasyarakatan dan kebudayaan tertentu. Demikian pula di Indonesia pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan latar kemasyarakatan dan kebudayaan Indonesia. Landasan sosio-kultural merupakan salah satu dasar utama dalam menentukan arah kepada program-program pendidikan baik program pendidikan sekolah maupun program pendidikan luar sekolah. Dari sisi lain pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan setiap masyarakat. Di dalam UU no 2 Tahun 1989 tentang sistim pendidikan nasional dinyatakan bahwa “dalam kehidupan suatu bangsa pendidikan mempunyai peranan yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan.” Melalui upaya pendidikan kebudayaan di wariskan dan di pelihara oleh setiap generasi bangsa. Serentak dengan itu upaya pendidikan di arahkan pula untuk mengembangkan kebudayaan itu. Kebudayaan yang dimaksudkan dalam arti luas yaitu “ keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu (koentjaraninggrat, 1974: 19). Kebudayaan itu dapt:
1. Berwujud ideal yakni ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2. Berwujud kelakuan yankni kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. Berwujud fisik yakni benda-benda hasil karya manusia.(Koentjaraningrat 1974: 15-22).
Kajian masyarakat masa depan itu semakin penting jika diingat bahwa pendidikan selalu merupakan penyiapan peserta didik bagi peranan di masa yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan. Perubahan keadaan masyarakat masa depan yang berlangsung dengan cepat mempunyai beberapa karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan yaitu:
1. Kecenderungan Globalisasi yang Makin Kuat.
Istilah globalisasi (asal kata: global yang berararti secara umumnya, utuhnya,kebulatannya) bermakna bumi sebagai satu keutuhan seakan akan tanpa tapal batas administrasi negara, dunia menjadi amat tarnsparan, serta saling ketergantungan antar bangsa didunia semakin besar; dengan kata lain: “menjadikan dunia sebagai satu keutuhan, satu kesatuan.” Menurut Emil salim (1990; 8-9)
Terdapat empat bidang kekuatan gelombang globalisasi yang paling kuat dan menonjol daya dobraknya,yakni:
a. Bidang iptek yang mengalami perkembangan yang semakin dipercepat utamanya dengan penggunaan berbagai teknologi canggih seperti computer dan satelit. Kekuatan pertama gelombang globalisasi ini membuat bumi seakan-akan menjadi sempit dan transparan. Globalisasi iptek tersebut memeberi orientasi baru dalam bersikap dan berpikir serta berbicara tanpa batas negara.
b. Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi global tanpa mengenal batas-batas negara. Di berbagai bagian dunia telah berkembang kelompok-kelompok ekonomi regional. Gejala lainnya adalah makin meluasnya perusahaan multi nasional sebagai perusahaan raksasa yang kakinya tertanam kuat di berbagai negara. Globalisai ekonomi telah menyebabkan negara hanya bertapal batas politik saja, sedangkan dari segi ekonomi semakin kabur.
c. Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai pertemuan internasional, yang mencapai puncaknya pada konferensi tingkat tinggi (KTT) bumi , atau nama resminya: konferensi PBB mengenai lingkungan hidup dan pembangunan (UNCED), pada awal juni 1992 di Rio De Jeneiro,Brasil. Kerusakan ke berbagai negara di sekitarnya, bahkan mengancam keselamatan planet ini. Oleh karena itu, diperlukan wawasan dan kebijakan yang tepat dalam bidang pembangunan yang menjamin kelestarian dan keselamatan lingkungan hidup, atau pembangunan yang berwawasan lingkungan.
d. Bidang pendidikan dalam kaitannya dengan identitas bangsa, termasuk budaya nasional dan budaya-budaya nusantara. Disamping terpaan tentang gagasan-gagasan dalam pendidikan globalisasin terjadi pula secara langsung menerpa setiap indiidu manusia melalui buku,radio ,televise,dan media lainnya.
Di samping keempat bidang tersebut, kecenderungan globalisai juga tampak dalam bidang politik, hukum dan HAM,paham demokrasi dan sebagainya. Kecenderungan globalisasi tersebut merupakan suatu gejala yang tidak dapat dihindari. Oleh karen itu, banyak gagasan dalm menghadapi globalisasi yang menekankan perlunya berpikir dan berwawasan global namun harus tetap menyesuaikan keputusan dan tindakan dengan keadaan nyata disekitarnya.
Istilah globalisasi (asal kata: global yang berararti secara umumnya, utuhnya,kebulatannya) bermakna bumi sebagai satu keutuhan seakan akan tanpa tapal batas administrasi negara, dunia menjadi amat tarnsparan, serta saling ketergantungan antar bangsa didunia semakin besar; dengan kata lain: “menjadikan dunia sebagai satu keutuhan, satu kesatuan.” Menurut Emil salim (1990; 8-9)
Terdapat empat bidang kekuatan gelombang globalisasi yang paling kuat dan menonjol daya dobraknya,yakni:
a. Bidang iptek yang mengalami perkembangan yang semakin dipercepat utamanya dengan penggunaan berbagai teknologi canggih seperti computer dan satelit. Kekuatan pertama gelombang globalisasi ini membuat bumi seakan-akan menjadi sempit dan transparan. Globalisasi iptek tersebut memeberi orientasi baru dalam bersikap dan berpikir serta berbicara tanpa batas negara.
b. Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi global tanpa mengenal batas-batas negara. Di berbagai bagian dunia telah berkembang kelompok-kelompok ekonomi regional. Gejala lainnya adalah makin meluasnya perusahaan multi nasional sebagai perusahaan raksasa yang kakinya tertanam kuat di berbagai negara. Globalisai ekonomi telah menyebabkan negara hanya bertapal batas politik saja, sedangkan dari segi ekonomi semakin kabur.
c. Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai pertemuan internasional, yang mencapai puncaknya pada konferensi tingkat tinggi (KTT) bumi , atau nama resminya: konferensi PBB mengenai lingkungan hidup dan pembangunan (UNCED), pada awal juni 1992 di Rio De Jeneiro,Brasil. Kerusakan ke berbagai negara di sekitarnya, bahkan mengancam keselamatan planet ini. Oleh karena itu, diperlukan wawasan dan kebijakan yang tepat dalam bidang pembangunan yang menjamin kelestarian dan keselamatan lingkungan hidup, atau pembangunan yang berwawasan lingkungan.
d. Bidang pendidikan dalam kaitannya dengan identitas bangsa, termasuk budaya nasional dan budaya-budaya nusantara. Disamping terpaan tentang gagasan-gagasan dalam pendidikan globalisasin terjadi pula secara langsung menerpa setiap indiidu manusia melalui buku,radio ,televise,dan media lainnya.
Di samping keempat bidang tersebut, kecenderungan globalisai juga tampak dalam bidang politik, hukum dan HAM,paham demokrasi dan sebagainya. Kecenderungan globalisasi tersebut merupakan suatu gejala yang tidak dapat dihindari. Oleh karen itu, banyak gagasan dalm menghadapi globalisasi yang menekankan perlunya berpikir dan berwawasan global namun harus tetap menyesuaikan keputusan dan tindakan dengan keadaan nyata disekitarnya.
2. Perkembangan llmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Perkembangan iptekn yang makin cepat dalam era globalisasi merupakan salah satu cirri utama dari masyarakat masa depan. globalisasi perkembangan IPTEK tersbut dapat berdampak positif ataupun negative,tergantung pada kesiapan bangsa besrta kondisi social- budayanya untuk menerima limpahan informasi atau teknologi tersebut. Segi positifnya antara lain memudahkan untuk mengikuti perkembangan iptek yang terjadi di dunia. Sedangkan segi negatifnya akan timbul apabila kondisi social- budayanya belum siap menerima limpahan itu ( Pratiwi Sudarsono, 1990: 14-15).
Percepatan perkembangan IPTEK tersebut terkait dengan landasan ontologism,epistemologis, dan aksiologisnya (Filsafat Ilmu, 1981: 9-15). Iptek membantu mengembangkan peranti yang dapat mengatasi berbaai kekurangan atau keterbatasan alat indera, danpada gilirannya, peranti itu sangat membantu mengebangkan IPTEK itu sendiri. Globalisasi perkembangan iptek yang cepat tersebut adalah peluang dan tantangan. Terbuka peluang bagi kita untuk menikuti perkembangan iptek tersbut secara dini sebaliknya apabila masyarakat belum siap menerimanya, maka akan berubah menjadi tantangan.
Perkembangan iptekn yang makin cepat dalam era globalisasi merupakan salah satu cirri utama dari masyarakat masa depan. globalisasi perkembangan IPTEK tersbut dapat berdampak positif ataupun negative,tergantung pada kesiapan bangsa besrta kondisi social- budayanya untuk menerima limpahan informasi atau teknologi tersebut. Segi positifnya antara lain memudahkan untuk mengikuti perkembangan iptek yang terjadi di dunia. Sedangkan segi negatifnya akan timbul apabila kondisi social- budayanya belum siap menerima limpahan itu ( Pratiwi Sudarsono, 1990: 14-15).
Percepatan perkembangan IPTEK tersebut terkait dengan landasan ontologism,epistemologis, dan aksiologisnya (Filsafat Ilmu, 1981: 9-15). Iptek membantu mengembangkan peranti yang dapat mengatasi berbaai kekurangan atau keterbatasan alat indera, danpada gilirannya, peranti itu sangat membantu mengebangkan IPTEK itu sendiri. Globalisasi perkembangan iptek yang cepat tersebut adalah peluang dan tantangan. Terbuka peluang bagi kita untuk menikuti perkembangan iptek tersbut secara dini sebaliknya apabila masyarakat belum siap menerimanya, maka akan berubah menjadi tantangan.
3. Perkembangan Arus Komunikasi Yang Semakin Padat Dan Cepat.
Pada umumnya bentuk komunikai langsung (verbal atau non verbal) di kenal sebagai komunikasi antar pribadi (interpersonal communication), baik komunikasi antar orang (Dyadic communication), maupunu komunikasi dalam kelompok kecil (small group communication) dengan ciri pokok adanya dialog diantara pihak pihak yang berkomunikasi. Sedangkan bentuk komunikasi yang bercirikan monolog adalah komunikasi publik, yang dibedakan atas komunikasi pembicara-pendengar (speker audience communication). Beberapa unsur proses komunikasi yaitu:
a. Sumber pesan seperti harapan,gagasan,perasaan aatau prilaku yang diinginkan oleh pengirim pesan.
b. Penyandian (encoding), yakni pengubahan atau penerjemahan isi pesan kedalam bentuk yang serasi dengan alat pengiriman pesan.
c. Transmisi (pengiriman) pesan.
d. Saluran.
e. Pembukasandian (decoding) yakni penerjemahan kembali apa yang di terima kedalam isi pesan oleh penerima.
f. Reaksi internal penerima sesuai pemahaman pesan yang diterimanya.
g. Gangguan atau hambatan (noise) yang dapat terjadi pada semua unsur dasar lainnya.
Perkembangan komunikasi dengan arus informasi yang makin padat dan akan di percepat di masa depan mencakup keseluruhan unsur-unsur dalam proses komunikasi tersebut.
Pada umumnya bentuk komunikai langsung (verbal atau non verbal) di kenal sebagai komunikasi antar pribadi (interpersonal communication), baik komunikasi antar orang (Dyadic communication), maupunu komunikasi dalam kelompok kecil (small group communication) dengan ciri pokok adanya dialog diantara pihak pihak yang berkomunikasi. Sedangkan bentuk komunikasi yang bercirikan monolog adalah komunikasi publik, yang dibedakan atas komunikasi pembicara-pendengar (speker audience communication). Beberapa unsur proses komunikasi yaitu:
a. Sumber pesan seperti harapan,gagasan,perasaan aatau prilaku yang diinginkan oleh pengirim pesan.
b. Penyandian (encoding), yakni pengubahan atau penerjemahan isi pesan kedalam bentuk yang serasi dengan alat pengiriman pesan.
c. Transmisi (pengiriman) pesan.
d. Saluran.
e. Pembukasandian (decoding) yakni penerjemahan kembali apa yang di terima kedalam isi pesan oleh penerima.
f. Reaksi internal penerima sesuai pemahaman pesan yang diterimanya.
g. Gangguan atau hambatan (noise) yang dapat terjadi pada semua unsur dasar lainnya.
Perkembangan komunikasi dengan arus informasi yang makin padat dan akan di percepat di masa depan mencakup keseluruhan unsur-unsur dalam proses komunikasi tersebut.
4. Penigkatan Layanan Profesional.
Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan profesionalisme dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan iptek ang makin cepat serta perkembangan arus informasi yang semakin padat dan epat, maka anggota masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang semakin tinggi. Oleh karena itu, manusia masa depan tersebut makin menuntut suatu kualitas hidup yang lebih baik, termsuk berbagai layanan yang dibutuhkannya. Layanan yang diberikan oleh pemangku profesi tertentu, atau layanan professional, akan semakin penting untuk kebutuhan masyarakat tersebut.
Status professional memerlukan persyaratan yang berat, sehingga tidak semua jenis pekerjaan dapat memperolehnya. Sehinga tuntutan mutu layanan professional tersebut semakin tinggi pula hal itu menuntut suatu kerja sama antar tenaga professional yang semakin erat. Dengan demikian,kualitas hidup dan kehidupan manusia dalam masyarakat di masa depan akan lebih baik lagi.
Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan profesionalisme dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan iptek ang makin cepat serta perkembangan arus informasi yang semakin padat dan epat, maka anggota masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang semakin tinggi. Oleh karena itu, manusia masa depan tersebut makin menuntut suatu kualitas hidup yang lebih baik, termsuk berbagai layanan yang dibutuhkannya. Layanan yang diberikan oleh pemangku profesi tertentu, atau layanan professional, akan semakin penting untuk kebutuhan masyarakat tersebut.
Status professional memerlukan persyaratan yang berat, sehingga tidak semua jenis pekerjaan dapat memperolehnya. Sehinga tuntutan mutu layanan professional tersebut semakin tinggi pula hal itu menuntut suatu kerja sama antar tenaga professional yang semakin erat. Dengan demikian,kualitas hidup dan kehidupan manusia dalam masyarakat di masa depan akan lebih baik lagi.
B. Upaya Pendidikan Dalam Mengantisipasi Masa Depan.
Masyarakat masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan iptek, dan kesempatan menerima arus informasi yang padat dan cepat, dan sebagainya,telah memerlukan warga yang mau dan mampu menghadapi segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan situasi baru tersebut. Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang sanggup menghadapi tantangan zaman baru yang akan datang. Pengembangan pendidikan dalam masyarakat yang sedang berubah dengan cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan sistematik-sistematik. Pembanguna manusia Indonesia seutuhnya merupakan kunci keberhasilan bangsa dan negara Indonesia dalam abad 21 yang akan datang untuk itu diperlukan:
Masyarakat masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan iptek, dan kesempatan menerima arus informasi yang padat dan cepat, dan sebagainya,telah memerlukan warga yang mau dan mampu menghadapi segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan situasi baru tersebut. Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang sanggup menghadapi tantangan zaman baru yang akan datang. Pengembangan pendidikan dalam masyarakat yang sedang berubah dengan cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan sistematik-sistematik. Pembanguna manusia Indonesia seutuhnya merupakan kunci keberhasilan bangsa dan negara Indonesia dalam abad 21 yang akan datang untuk itu diperlukan:
1. Tuntutan Bagi Manusia Masa Depan (Manusia Modern)
Setiap upaya manusia untuk menyesuaikan diri terhadap konstelasi dunia pada masanya (pada masa lampau,kini,akan datang) adalah proses modernisasi sebagai perkiraan masyarakat masa depan. Berdasarkan acuan normative yang berlaku (UU RI No. 2/1989 beserta peraturan pelaksanaanya) telah ditetapkan rumusan tujuan pendidikan di Indonesia, yang dapat di anggap sebagai profil manusia Indonesia di masa depan, salah satu ketentuan penting dalam perundang-undangan tersebut adalah ketetapan pendidikan dasar sembilan tahun.
Tuntutan manusia Indonesia di masa depan diarahkan kepada pembekalan kemampuan yang sangat diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan dimasa depan tersebut. Beberapa diantaranya seperti:
1. Ketanggapan terhadap berbagai masalah social,politik,cultural, dan lingkungan.
2. Kreativitas didalam menemukan alternative pemecahannya.
3. Efisiensi dan etos kerja yang tinggi.
Setiap upaya manusia untuk menyesuaikan diri terhadap konstelasi dunia pada masanya (pada masa lampau,kini,akan datang) adalah proses modernisasi sebagai perkiraan masyarakat masa depan. Berdasarkan acuan normative yang berlaku (UU RI No. 2/1989 beserta peraturan pelaksanaanya) telah ditetapkan rumusan tujuan pendidikan di Indonesia, yang dapat di anggap sebagai profil manusia Indonesia di masa depan, salah satu ketentuan penting dalam perundang-undangan tersebut adalah ketetapan pendidikan dasar sembilan tahun.
Tuntutan manusia Indonesia di masa depan diarahkan kepada pembekalan kemampuan yang sangat diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan dimasa depan tersebut. Beberapa diantaranya seperti:
1. Ketanggapan terhadap berbagai masalah social,politik,cultural, dan lingkungan.
2. Kreativitas didalam menemukan alternative pemecahannya.
3. Efisiensi dan etos kerja yang tinggi.
2. Upaya Mengantisipasi Masa Depan.
a. Perubahan Nilai dan Sikap.
Nilai dan sikap memegang peranan penting dalam menentukan wawasan dan perilaku manusia. Nilai merupakan norma, acuan yang seharusnya, dan atau kaidah yang akan menjadi rujukan perilaku. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari berbagai hal, seperti agama, hukum, adatistiadat, moral, dan sebagainya, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Bagi bangsa Indonesia dengan masyarakat yang majemuk terjadi variasi system nilai dan tata kelakuan ( sebagai wujud ideal dari kebudayaan nusantara).
Salah satu pengaruh nilai akan tampak dalam sikap (attitude) seseorang. Kalau nilai masih bersifat umum, maka sikap selalu terkait dengan objek tertentu dan disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tersebut ( dapat positif ataupun negative). Sebagai kemampuan internal, kemungkinan berbagai alternative unuk bertindak. Dalam sikap dapat dibedakan atas tiga aspek, yaitu: aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif.
Perubahan nilai dan sikap dalam rangka mengantisipasi masa depan haruslah diupayakan sedemikian rupa sehingga dapat diwujudkan keseimbangan dan keserasian antara aspek pelestarian dan aspek pembaruan. Nilai-nilai luhur yang mendasari kepribadian dan kebudayaan Indonesia seyogyanya akan tetap dilestarikan, agar terhindar dari krisis identitas.
a. Perubahan Nilai dan Sikap.
Nilai dan sikap memegang peranan penting dalam menentukan wawasan dan perilaku manusia. Nilai merupakan norma, acuan yang seharusnya, dan atau kaidah yang akan menjadi rujukan perilaku. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari berbagai hal, seperti agama, hukum, adatistiadat, moral, dan sebagainya, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Bagi bangsa Indonesia dengan masyarakat yang majemuk terjadi variasi system nilai dan tata kelakuan ( sebagai wujud ideal dari kebudayaan nusantara).
Salah satu pengaruh nilai akan tampak dalam sikap (attitude) seseorang. Kalau nilai masih bersifat umum, maka sikap selalu terkait dengan objek tertentu dan disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tersebut ( dapat positif ataupun negative). Sebagai kemampuan internal, kemungkinan berbagai alternative unuk bertindak. Dalam sikap dapat dibedakan atas tiga aspek, yaitu: aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif.
Perubahan nilai dan sikap dalam rangka mengantisipasi masa depan haruslah diupayakan sedemikian rupa sehingga dapat diwujudkan keseimbangan dan keserasian antara aspek pelestarian dan aspek pembaruan. Nilai-nilai luhur yang mendasari kepribadian dan kebudayaan Indonesia seyogyanya akan tetap dilestarikan, agar terhindar dari krisis identitas.
b. Pengembangan Kebudayaan.
Salah satu upaya penting dalam mengantisipasi masa depan adalah upaya yang berkaitan dengan pengembangan kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan sarana kehidupan manusia. Kebudayaan mencakup unsur-unsur
mulai dari system religi, kemasyarakatan, pengetahuan, bahasa, kesenian,mata pencaharian, sampai dengan system teknologi dan peralatan (Koentjaraningrat,1974:12). Unsure terakhir tersebutlah yang paling mudah berubah dibandingkan dengan unsure lainnya; akan tetapi, perubahan masyarakat Indonesia dari masyarkat pertanian ke masyarakat industri dan masyarakat informasi telah meyebabkan keseluruhan unsure-unsur tersebut akan mengalami pengaruh yang kuat. Oleh karena itu, manusia Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh budaya setempat (sesuai etnis yang ada di nusantara) dan budaya Indonesia (yang berkembang dari puncak budaya –budaya nusantara tersebut), tetapi juga menerima berbagai pengaruh “budaya dunia” (Refleksi, 1990: 3-4). Dalam menghadapi berbagai pengaruh tersebut setiap individu diharapkan dapat menyelaraskannya dengan baik, agar dapat menyesuaikan diri dengan dunia yang selau berubah tersbut dengan berhasil. Saling pengaruh dalam pengembangan kebudayaan di dunia ini, merupakan hal lumrah.
Salah satu upaya penting dalam mengantisipasi masa depan adalah upaya yang berkaitan dengan pengembangan kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan sarana kehidupan manusia. Kebudayaan mencakup unsur-unsur
mulai dari system religi, kemasyarakatan, pengetahuan, bahasa, kesenian,mata pencaharian, sampai dengan system teknologi dan peralatan (Koentjaraningrat,1974:12). Unsure terakhir tersebutlah yang paling mudah berubah dibandingkan dengan unsure lainnya; akan tetapi, perubahan masyarakat Indonesia dari masyarkat pertanian ke masyarakat industri dan masyarakat informasi telah meyebabkan keseluruhan unsure-unsur tersebut akan mengalami pengaruh yang kuat. Oleh karena itu, manusia Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh budaya setempat (sesuai etnis yang ada di nusantara) dan budaya Indonesia (yang berkembang dari puncak budaya –budaya nusantara tersebut), tetapi juga menerima berbagai pengaruh “budaya dunia” (Refleksi, 1990: 3-4). Dalam menghadapi berbagai pengaruh tersebut setiap individu diharapkan dapat menyelaraskannya dengan baik, agar dapat menyesuaikan diri dengan dunia yang selau berubah tersbut dengan berhasil. Saling pengaruh dalam pengembangan kebudayaan di dunia ini, merupakan hal lumrah.
c. Pengembangan Sarana Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengan tisipasi masa depan, karena pendidikan selalu berorientasi pada penyiapan peserta didik untuk berperan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, pengembangan sarana pendidikan sebagai salah satu prasyarat utama untuk menjemput masa depan dengan segala kesempatan dan tantangannya.
Khusus untuk menyongsong era globalisasi yang makin tidak terbendung, terdapat beberapa hal yang secara khusus memerlukan perhatian dalam bidang pendidikan. Santoso S. Hamijoyo (1990:33)mengemukakan lima strategi dasr dalam era globalisasi tersbut yakni:
1. pendidikan untuk pengembangan IPTEK ,dipilih terutama dalam bidang-bidang yang vital, seperti manufacturing pertanian, sebagai modal utama untuk menghadapi globalisasi.
2. pendidikan untuk pengembangan keterampilan manajemen, termasuk bahasa-bahasa asing yang relevan untuk hubungan perdagangan dan politik, sebagai instrument operasional untuk berkiprah dalam globalisasi.
3. pendidikan untuk pengelolaan kependudukan, lingkungan, keluarga berencana, dan kesehatan sebagai penangkal terhadap menurnnya kualitas hidup dan hancurnnya system pendukung kehidupan manusia.
4. pendidkan untuk pengembangan system nilai, termasuk filsafat, agama dan teologi demi ketahanan social-budaya termasuk persatuan dan kesatuan bangsa.
5. pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kepen didikan dan kepelatihan, termasuk pengelola sistem pendidikan formal dan non formal, demi penggalakan peningkatan pemrataan mutu, relevansi, dan efeisiensi sumber daya manusia secara keseluruhan.
Khusus untuk pendidikan tinggi, terdapat kecenderungan berkembangnya pola pemecahan masalah secara multidisiplin. Oleh karena itu, diperlukan suatu program pendidikan yang kuat dalam dasar keahlian yang akan memperluas wawasan keilmuan dan membuka peluang krjasama dengan bidang keahlian lainnya.
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengan tisipasi masa depan, karena pendidikan selalu berorientasi pada penyiapan peserta didik untuk berperan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, pengembangan sarana pendidikan sebagai salah satu prasyarat utama untuk menjemput masa depan dengan segala kesempatan dan tantangannya.
Khusus untuk menyongsong era globalisasi yang makin tidak terbendung, terdapat beberapa hal yang secara khusus memerlukan perhatian dalam bidang pendidikan. Santoso S. Hamijoyo (1990:33)mengemukakan lima strategi dasr dalam era globalisasi tersbut yakni:
1. pendidikan untuk pengembangan IPTEK ,dipilih terutama dalam bidang-bidang yang vital, seperti manufacturing pertanian, sebagai modal utama untuk menghadapi globalisasi.
2. pendidikan untuk pengembangan keterampilan manajemen, termasuk bahasa-bahasa asing yang relevan untuk hubungan perdagangan dan politik, sebagai instrument operasional untuk berkiprah dalam globalisasi.
3. pendidikan untuk pengelolaan kependudukan, lingkungan, keluarga berencana, dan kesehatan sebagai penangkal terhadap menurnnya kualitas hidup dan hancurnnya system pendukung kehidupan manusia.
4. pendidkan untuk pengembangan system nilai, termasuk filsafat, agama dan teologi demi ketahanan social-budaya termasuk persatuan dan kesatuan bangsa.
5. pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kepen didikan dan kepelatihan, termasuk pengelola sistem pendidikan formal dan non formal, demi penggalakan peningkatan pemrataan mutu, relevansi, dan efeisiensi sumber daya manusia secara keseluruhan.
Khusus untuk pendidikan tinggi, terdapat kecenderungan berkembangnya pola pemecahan masalah secara multidisiplin. Oleh karena itu, diperlukan suatu program pendidikan yang kuat dalam dasar keahlian yang akan memperluas wawasan keilmuan dan membuka peluang krjasama dengan bidang keahlian lainnya.
Kesimpulan
Pendidikan selalu merupakan penyiapan peserta didik bagi peranan di masa yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan. Perubahan keadaan masyarakat masa depan yang berlangsung dengan cepat mempunyai beberapa karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan yaitu:
1. Kecenderungan globalisasi yang makin kuat.
2. Perkembangan iptek yang makin cepat.
3. Perkembangan arus informasi yang makin padat dan cepat.
4. Kebutuhan/tuntutan peningkatan layanan professional dalam berbagai segi kehidupan manusi. Keseluruhan hal itu telah mulai tampak pengaruhnya masa kini, serta diperkirakan akan makinpenting peranannya di masa depan.
Pendidikan selalu merupakan penyiapan peserta didik bagi peranan di masa yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan. Perubahan keadaan masyarakat masa depan yang berlangsung dengan cepat mempunyai beberapa karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan yaitu:
1. Kecenderungan globalisasi yang makin kuat.
2. Perkembangan iptek yang makin cepat.
3. Perkembangan arus informasi yang makin padat dan cepat.
4. Kebutuhan/tuntutan peningkatan layanan professional dalam berbagai segi kehidupan manusi. Keseluruhan hal itu telah mulai tampak pengaruhnya masa kini, serta diperkirakan akan makinpenting peranannya di masa depan.
Masyarakat masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan iptek, dan kesempatan menerima arus informasi yang padat dan cepat, dan sebagainya,telah memerlukan warga yang mau dan mampu menghadapi segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan situasi baru tersebut. Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang sanggup menghadapi tantangan zaman baru yang akan datang. Pengembangan pendidikan dalam masyarakat yang sedang berubah dengan cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan sistematik-sistematik. Pembanguna manusia Indonesia seutuhnya merupakan kunci keberhasilan bangsa dan negara Indonesia dalam abad 21 yang akan datang untuk itu diperlukan:
1. Tuntutan bagi manusia masa depan.
2. Upaya mengantisipasi masa depan, utamanya yang berhubungan dengan perubahan nilai dan sikap sebagai manusia modern, pengembangan kehidupan dan kebudayaan, serta pengembangan sarana pendidikan.
1. Tuntutan bagi manusia masa depan.
2. Upaya mengantisipasi masa depan, utamanya yang berhubungan dengan perubahan nilai dan sikap sebagai manusia modern, pengembangan kehidupan dan kebudayaan, serta pengembangan sarana pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar